BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan sastra Arab dari masa ke masa tidak bisa lepas dari sejarah kehidupan bangsa Arab. Yang mana dulu sastra timbul karena kerinduan orang Arab akan kedamaian dalam hiruk-piruk kisruhnya peperangan. Islam telah menggoreskan sejarah perubahan yang menyeluruh pada sistem kehidupan manusia, baik dari segi spiritual, sosial, politik maupun sastra dan budaya, perubahan tersebut tidak hanya terbatas bagi bangsa Arab saja, namun mencakup seluruh bangsa yang tersentuh oleh dakwah islam, sehingga bangsa tersebut tersinari oleh cahaya dan keutamaan iman.
Para ulama sastra Arab membagi periode sastra Arab kedalam tujuh periode. Yaitu masa jahiliyah, masa shadrul Islam, masa Umayah, masa Abbasiyah, Massa kemunduran, masa Andalusia, dan masa kebangkitan modern[1]. Setiap priode,sastra Arab memiliki kekhususnan dan karakteristik masing-masingyang membedakannyadengan periode-periode lainnya sesuai dengan keadaan sosial dan politik yang berkembang saat itu[2]. Berkembang atau tidaknya dan kuat lemahnya sastra tergantung pada dua hal itu.
Banyak terjadi perbedaan pendapat tentang periodisasi sastra Arab.Mayoritas tokoh sastrawan menggabung masa sadr al-Islam dan Umayyah menjadi satu.Namun, karena kedatangan Islam justru mengkritik sasta Jahili yang sebelumnya sudah mapan, maka masa Sadr Islam ini lebih baik jika dipisah. Karena nanti kedatangan islam akan menggeser posisi puisi dan lebih mengunggulkan prosa sebagai sarana dakwah nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam.
B. B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sastra ?
2. Bagaimana perkembangan sastra pada masa Shadrul Islam ?
3. Bagaimana kondisi bangsa Arab pada masa Shadrul Islam ?
4. Apa yang menjadi factor pendorong sastra pada masa shadrul Islam ?
5. Bagaiman pengaruh Islam terhadap perkembangan Sastra ?
6. Bagaimana bentuk-bentuk sastra pada masa Shadrul Islam ?
7. Siapakah tokoh-tokoh sastra/penyair terkenal pada masa Shadrul Islam ?
C. C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan sastra.
2. Untuk mengetahui perkembangan sastra pada masa Shadrul Islam.
3. Untuk mengetahui kondisi bangsa Arab pada masa Shadrul Islam.
4. Untuk mengetahui factor pendorong sastra pada masa Shadrul Islam.
5. Untuk mengetahui pengaruh Islam terhadap perkembangan sastra.
6. Untuk mengetahui bentuk-bentuk sastra pada masa Shadrul Islam.
7. Untuk mengetahui
tokoh-tokoh sastra pada masa Shadrul Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi sastra
Secara etimologi, sastra dalam bahasa Inggris adalah literature (tulisan, tata bahasa).
Dalam bahasa Indonesia, sastra berasal dari kata sanskerta. Sas berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk, dan tra berarti sarana,alat. Artinya sastra adalah sarana untuk mengajar.
Dalam bahasa Arab, sastra diartikan adab yang memiliki banyak definisi :
Pada masa jahili, kata adab dikalangan sastrawan tidak digunakan untuk penyebutan istilah “sastra” tapi “undangan jamuan makan”.
Pada masa Islam, kata adab dalam salah satu hadist nabi sebagai berikut “أدبني ربي فأحسن تأديبي” mempunyai arti budi pekerti yang luhur.
Makna kata Adab juga bisa dibagi dua :
1) Makna Adab secara umum : Berperilaku dengan akhlak karimah. Seperti jujur, dan amanat.
2) Makna secara khusus : Ucapan yang indah, yang menyentuh (perasaan), dan memberi pengaruh pada jiwa.
Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa sastra adalah sebuah bentuk karya seni yang terdiri dari ucapan-ucapan yang indah, penuh imaginatif/khayalan yang mampu menyentuh perasaan seseorang dan mampu memberi pengaruh pada jiwa seseorang.
B. Sejarah perkembangan Adab/Sastra masa Shadrul Islam
1. Sastra Arab masa Rasulullah
Pada masa Rasulullah SAW, karya sastra tertinggi pada masa itu adalah Al-Qur’an dan Hadits.Dari segi kaidah kebahasaan, Al-qur’an memiliki aturan-aturan terutama di bidang fonologis, morfologis, dan sintaksis yang sangat valid dan solid.Hal ini berdampak pada segi bahasa dan keilmuan.Salah satunya pengaruhnya dalam bidang sastra. Al-qur’an berbentuk prosa, hal ini mengakibatkan orang-orang pada masa itu sudah tidak lagi peduli pada puisi.Hal tersebut dikarenakan pesona prosa lebih kuat daripada pesona puisi.Landasan yang memperkuat pernyataan ini adalah QS.Asy-Syu’ara. Di samping itu, Al-qur’an juga telah mengubah tema kesusastraan pada masa ini, dari yang dulunya beraliran naturalis-realis yang berisi pujian yang berlebihan terhadap wanita (porno), hujatan dan ratapan berganti menjadi puji-pujian terhadap Rasul dan orang-orang sholeh dan tidak ada puisi ratapan lagi.
Dengan kebangkitan Islam beberapa penyair bangsa Arab menyerang Al-Quran yang dianggap sebagai hasil karya dari seorang penyair. Dari keunikan yang ada di dalam al-Quran itulah, menyebabkan para penyair Arab Jahiliyah menuduh al-Quran sebagai mantera “kahin” (Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai kahin). Sebagian mereka menjuluki Nabi Muhammad sebagai penyair karena adanya rhytem prosa digunakan di dalam al-Qur’an, seperti dalam surat as-Shu’ara (penyair-penyair) ayat 224-227 yaitu:
“Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat”.
“Tidaklah kamu melihat bahwasannya mereka mengembara di tiap-tiap lembah”.
“Dan bahwasannya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakannya”.
“Kecuali orang-orang (para penyair) yang beriman dan beramal sholeh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan setelah menderita kezaliman.Dan orang-orang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali”. Pada periode ini muncul jenis syair baru yaitu syair dakwah islamiyah, syair pembangkit semangat juang, syair untuk mengingat kebaikan para syuhada serta pendeskripsian alat-alat perang.Para periode ini pula jenis-jenis syair yang telah ada sejak zaman Jahiliyah semakin diperkuat dengan ruh islami.
Contoh Syair Pada periode ini:
· Hassan bin Sabit menantang kaum musyrikin sebelum Fatkhul Makkah
Kaum Quraisy membuat kesepakatan damai salama sepuluh tahun dengan Nabi pada tahun ke 6 Hijriah, akan tetapi mereka mengkhianati perjanjian tersebut, maka Rasulullah pun menyiapkan bala tentara untuk memerangi kaum musyrikin Quraisy dan membuka kota Mekkah.
Pada syair berikut ini Hassan bin Sabit menggambarkan persiapan pasukan kaum muslimin dalam rangka menghadapi musuh mereka dengan memuji Rasulullah dan para sahabatnya serta mencela dan menantang musuh mereka, Ia berkata :
عـدمـنا خـيـلـنا إن لـم تروها تـثــيرالـنـقـع ـموعـدها
كـدا
فــإمـا تعــرض عـنا اعتمرنا و
كان الفتح وانكشف الغطاء
وإلا فــاصبـروا لـجـلاد يـوم
يـعـيـن الله فـيـه مــن يــشـاء
وجـبـريـل رســول الـله فيـنا
وروح الـقـدس لـيـس له كفاء
وقــال الله قـد أرسـلـت عـبدا
يـقـول الـحـق إن نـفـع الـبلاء
شهـد ت بـه فـقومـوا صدقوه
فــقـلـتـم لا نــقـوم ولا نـشــاء
وقــال الله قـد ســيرت جـنـدا
هـم الأنـصـار عرضتها اللقاء
Kami akan musnahkan kuda-kuda kami
jika kalian tidak melihatnya menghempaskan debu menuju Kada’
Walaupun kalian menghalangi jalan kami, kami akan tetap berumroh
dan membuka kota Mekkah hingga tersingkaplah kebenaran
Namun jika kalian tetap menghalangi maka bersabarlah terhadap hari yang ganas
dan Allah selalu menolong siapa saja yang dikehendaki-Nya
Jibril Sang Utusan Allah selalu bersama kami
dan Ruhul Qudus takkan ada yang menandinginya
Allah berkata bahwa ia telah mengirimkan utusan-Nya
demi menyampaikan kebenaran bagi siapa yang membutuhkannnya
Aku disini bersaksi atas kerasulannya maka mari berdiri dan bersaksilah
namun kalian mengatakan “kami tidak akan berdiri dan tak mau bersaksi”
Allah telah berkata bahwa ia telah mengirimkan pasukan
mereka adalah kaum Anshar yang kepiawaiannya bertempur[3]
Para ahli sastra menetapkan Rasulullah SAW sebagai sastrawan tertinggi di masa
Shadrul islam karena mukjizat Al-qur’an dan hadist. Sedangkan peringkat kedua
diduduki oleh ali bin Abi Thalib (hasan zayyad) dengankarya yang dibukukan dengan
judul nahjul Balaghoh oleh Syarif Radli. Namun, pada masa Rasulullah SAW.
Hadist nabi belum dibukukan karena pada masa itu masih fokus dalam pembukuan
Al-qur’an, jadi takut akan adanya kerancuan dalam pembukuan keduanya.
2. Sastra Arab masa Khulafa’ur Rasyidin
Pada periode ini kedudukan syair mulai tergantikan oleh khutbah dikarenakan
beberapa hal, antara lain :
· Semangat untuk menyebarkan cahaya islam dengan dakwah dan jihad.
· Pengaruh Al-Qur’an dan Hadits terhadap kefasihan sastra arab.
· Berkembangnya diskusi antar masyarakat dalam berbagai pembahasan baik sosial-politik pendidikan dan sebagainya.
· Penjelasan kebijakan politik dan hukum para khalifah.
Seperti Khutbah Abu Bakar Ash-Siddiq Ketika Diangkat
Sebagai Khalifah :
Sesaat setelah Meninggalnya Rasulullah SAW, kaum muslimin memilih Abu Bakar RA.
sebagai pemimpin mereka karena berbagai keutamaan yang ada padanya, ia adalah
lelaki pertama yang beriman kepada Rasulullah, teman beliau didalam gua tsaur
dan teman setia beliau ketika berhijrah ke Mekkah, Rasulullah juga pernah
memerintahkannya untuk menjadi imam menggantikan beliau ketika beliau sakit.
Namun pengamat sastra pada umumnya menyatakan ada dua pendapat tentang perkembangan sastra masa Khulafa al-Rasyidin :
1. Sastra mengalami stagnasi karena perhatian yang lebih kepada bahasa al-Qur’an, sehingga syair dan sastra kurang berkembang.
2. Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi untuk kegiatan sastra, karena dalam berdakwah diperlukan bahasa yang indah. Pengaruh Qur’an dan Hadis tidak bisa dilepaskan karena keduanya menjadi sumber pokok ajaran Islam.
Secara khusus dijelaskan bahwa puisi pada masa tersebut tidak jauh dari puisi pada masa Rasul, yang juga tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya (Jahiliyah).Maksudnya bahwa puisi kurang majudan berkembang kerena lebih memperhatikan al-Qur’an, sehingga aroma struktural kata dalam puisi sangat terpengaruh oleh al-Qur’an.Prosa tertuang dalam 2 bentuk yaitu Khithabah ( bahasa pidato) dan kitabah (bahasa korespondensi).
Khithabah menjadi alat yang paling efektif untuk berdakwah mengalami kesempurnaannya karena pengaruh al-Qur’an.Ruhnya khitabah adalah Rasul dan para khalifah, mereka adalah pemimpin yang sekaligus sastrawan, mereka sangat baligh dan fasih dalam berkhotbah. Ahli pidato yang sangat terkenal adalah Ali ibn Abi Thalib, khutbahnya dikumpulkan dalam kitab ”Nahj al-Balaghah” Tentang Kitabah tidak mengalami kemajuan sepesat khithabah meskipun di dalamnya banyak didapatkan nilai-nilai sastra.
Para penyair dua masa yaitu pra Islam dan masa Islam disebut Mukhadhram”, seperti Hasan ibn Tsabit dan Kaab ibn Zuhair. Hasan ibn Tsabir adalah penyair rumah tangga Rasul, ia selalu mengubah syair-syair untuk membela Islam dan memuliakan Rasulnya.
C. Kondisi bangsa Arab pada masa permulaan Islam
· Agama : multiagama (Jahili, Majusi, Nasrani, Yahudi, dll), kemudian sebagian besar masuk Islam (muhammadinisme).
· Politik : bergesernya dari bentuk sukuisme, menjadi negara (Madinah dan khalifah),sehingga banyak terjadi konflik&kepentingan, terutama setelah Nabi Wafat. Suku Qurasiy sebagai suku tertinggi.Secara ekternal diapit oleh kekuasaan Romawi dan Persi.
· Sosial : ‘Arab (kota, kaya) dan A’rab (desa, miskin), negara sebagai panglima Hukum.
· Ekonomi : perdagangan mata pencaharian utama, negara mengelola keuangan, transaksi dengan uang (nonbarter), sehingga masyarakat cenderung mulai “sejahtera”, ada monopoli suku tetentu terhadap kekayaan alam, oase, sumur, rumpu, sumber mata air.
· Geografis : di samping daerah Utama: Yaman, Najed, Hejaz, wilayah Mesir, Syiria dan Irak menjadi bagian Arab-Islam
· Ilmu dan Pengetahuan : disiplin “pengetahuan” bermunculan, yang diinspirasi oleh Ajaran Agama, terutama al-Qur’an dan Hadis seperti Qira’at, nahwu, musyawarah (demokrasi islam), politik, ekonomi, administrasi negara, dll.
D. Faktor pendorong sastra pada permulaan Islam
Pada masa permulaan Islam, posisi puisi tergeserkan oleh prosa, Karena prosa digunakan nabi Muhammad sebagai alat untuk berdakwah. Adapun faktor-faktor pendorong sastra adalah sebagai berikut :
· Adanya sastra Jahili yang sudah mapan, sehingga tinggal mengembangkan saja.
· Datangnya agama Islam, yang membawa Al-Qur’an dan hadis baik dari lafal maupun makna/ isi keduanya.
· Nabi Muhammad sebagai agen yang “membelokkan” puisi Jahili dengan puisi Islam sebagai media untuk politik dakwah.
· Perluasan wilayah islam.
· Adanya embrio Rasionalisme.
· “Luntur”nya fanatisme kesukuan, akibat dari dominasi negara Madinah.
· Keadaan ekonomi-politik yang “stabil”.
· Sudah ada “kementerian” yang mengatur kehidupan masyarakat.
· Adanya kontak bahasa dengan budaya lain, terutama bahasa dan sastra.
E. Pengaruh Islam terhadap sastra Arab
Islam datang membawa pengaruh yang besar terhadap kemajuan bangsa arab diberbagai aspek baik agama, ekonomi politik seni dan budaya maupun keadaan sosial bangsa Arab sendiri. Islam lahir pada awal abad VII Masehi yang dirisalahkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Pra Islam datang, mayoritas kehidupan bangsa Arab ialah penganut berhala. Namun, setelah islam datang semangat persaudaraan dan nilai-nilai ukhuwwah diperkenalkan sengan mengusung persatuan.[4]
Menurut Al Muhdhar dan Arifin, perubahan yang timbul dalam kesusastraan Arab Jahilyyah sesudah lahirnya agama Islam disimpulkan menjadi tiga hal:[5]
1) Penghapusan sebagian corak kesusastraan Arab Jahiliyyah.
2) Menciptakan suatu corak baru yang sesuai dengan Islam
3) Mengembangkan sebagian corak lama yang sesuai dengan Islam
Corak baru yang dibawa Islam ialah timbulnya macam-macam cabang tata peraturan dan undang-undang baik dalam syari’at Islam maupun di bidang bahasa sendiri seperti timbulnya Ilmu Balaghah, Ilmu Nahwu, dan Ilmu Arudh, dsb.Sedangkan corak yang dihapus oleh Islam yaitu puisi-puisi yang berupa mantra yang digunakan oleh dukun.
Namun, ada juga corak yang lama dan dikembangkan oleh Islam yakni di bidang sya’ir dan khutbah, karena keduanya sangat berkontribusi dalam membantu perluasan dakwah Islam kepada sekalian bangsa Arab, karena bangsa arab sangat senang dengan kedua corak ini.
Selain faktor-faktor tiga hal tadi, masih ada beberapa pengaruh yang dibawa oleh Islam terhadao kesusastraan Arab, diantaranya ialah sbb;
1. Penyair-Penyair Jahiliyyah Memeluk Agama Islam
Ketika Islam datang dengan risalah yang dibawakan oleh Rasulullah SAW.Banyak penyair-penyair ternama Jahiliyyah yang memeluk agama Islam, karena keyakinan yang bulat dan bahkan menjadi pembela Rasul yang setia. Di antara penyair tersebut ialah ;
- Hasan bin Tsabit, dia merupakan penyair yang sangat termasyhur pada zaman Rasulullah. Isi dan gaya sya’irnya berbeda sekali sebelum ia memeluk agama Islam. Datangnya Islam telah banyak mempengaruhi dan menginspirasi baru ke dalam sya’ir-sya’irnya.Sehingga, berbeda tema puisi-puisinya antara sebelum ia masuk Islam dan sesudah ia masuk Islam. Adapun puisi ketika ia belum masuk Islam ialah madah, fakhr, hija’ danghazal , sedangkan tema puisi setelah masu Islam ialahmadah, hija’, ritsa, dan i’tidzar.[6] Adapun contoh salah satu syairnya ialah :
و أحسن منك لم تركت عيني * و أجمل منك لم تلد النساء
Yang lebih bagus dari padamu, tiada pernah mataku melihat.
Yang lebih cantik dari padamu tiada pernah dilahirkan wanita.[7]
- Ka’ab bin Zuhayr, tema puisi pada masa jahilyyah yaitufakhr, hija’, dan ghazal serta wasf.Adapun pada permulaan islam puisinya bertemakan madah, hija’, ghazal, himat dan nasehat.
- Hutay’ah, pada dasarnya tema-tema puisi beliau antara pra islam dan sesudah islam itu sama, yakni hija’, madah, ghazal, wasf, hanya saja pada Zaman Permulaan Islam ditambah dengan tema isti’thaf dan i’tidzar.
2. Semakin Meluas Perbendaharaan Bahasa Arab
Seperti yang kita ketahui, bahwasnya bahasa Arab itu adalah alat komunikasi yang dipakai oleh muslim. Sempit dan luasnya perbendaharaan bahasa itu tergantung pada luasnya pengalaman si pemakai bahasa tersebut. Jika si pemakai bahasa itu sangat luas pengalamannya maka bahasanyapun ikut bertambah perbendaharaan kata-katanya.Dan terbukti pada bahasa Arab, dulu pada masa Jahiliyyah bahasa Arab sangatlah terbatas pemakainnya hanya pada kehidupan sehari-hari saja. Nemun, setelah Islam berkembang maka pemakainnya juga makin bertambah. Sebab dalam islam terdapat syari’at-syari’at seperti shalat. Puasa, haji, dan sebagainya yang semuanya itu bisa menambahluaskan perbendaharaan bahasa Arab.[8]
3. Bahasa Arab Bertambah Halus
Jika kita amati keberadan bahasa Arab pada masa Jahiliyyah, itu sangat berbeda dengan ketika Islam datang. Bahasa Arab pada masa jahiliyyah itu sangatlah kasar, karena pada dasarnya watak dan tabiat bangsa Arab itu keras terutama pada masa Jahiliyyah.
Tapi setelah islam lahir, mereka telah banyak mengambil tata cara penyusunan kalimat dalam kitab suci al-Qur’an yang telah diakui kehalusan kalimatnya dan ketinggian sastranya. Selain itu seluruh ajaran yang terdapat dalam kitab suci al-Qur’an itu sendiri sangat agung.Sehingga mereka banyak yang mengaguminya walaupun mereka itu tidak mau mengikuti ajarannya.[9]
4. Perubahan Tema-tema Karya Sastra Arab
Tema-tema karya sastra pada zaman Islam megalami perubahan dari zaman sebelumnya, yaitu zaman Jahiliyyah, pada zaman jahiliyyah para penyair membuat puisi dengan berbagai tema, sperti ; madah, hija’ fakhr, hamasah , ghazal, i’tidzar, ritsa, dan washf. Dengan datangya Agama Islam tentu saja tema tersebut berubah dikarenakan situasi mereka juga berbeda.
Tema-tema Zaman Jahiliyyah ada juga yang masih dipakai pada zaman Permulaan Islam, seperti;
· Al-Washf, tapi deskripsinya tidak lagi menggambarkan tentang minuman keras, judi, tempat-tempat minum, melainkan segala sesuatu yang termasuk dalam kategori yang dhiaramkan.
· Alghazal, tidak mendeskripsikan hal yang negatif, melainkan dari segi akhlak yang mulia.
· Al-fakhr, tidak menggambarkan kebanggan terhadap keturunan.
· Al-madahu, bukan pujian-pujian yang berlebihan.
· Al-hija’, bukan cemoohan yang jelek dan yang menyebarkan permusuhan dalam masyarakat.
Selain yang diatas ada juga tema yang lebih banyak digunakan pada permulaan Islam. Yakni tema Ritsa, yaitu ratapan tehadap para syuhada yang wafat dalam perjuangan menyebarkan agama Islam. Adapun tema baru yang dimunculkan pada permulaan Islam ialah tema dakwah Islam.Yang menggambarkan tentang Agama Islam, Nabi, Shahabat, Khalifah, akhlak, jihad, dll.
Adapun dari segi prosa, pada zaman Jahiliyyah ada 6 jenis prosa, yaitu Khutbah, Wasiat, Hikmat, dan Matsal, Qishah, dan Saj’u kuhhan. Sedangkan pada masa Islam ini hanya ada 2 yang disebut, yaitu khuthbah dan kitabat rasail.
5.Bertambah Tinggi Nilai-nilai Sastranya
Bangsa arab zaman Jahiliyyah sangat mendambakan ketinggian nilai sastra , sebab mereka mempunyai gairah sangat besar sekali terhadap yang dihasilkan oleh seorang penyair.merka selalu mengadakn perlombaan syair pada setiap tahun untuk menentukan syair siapakah yag paling baik nilai sastranya pada tahun itu.
Untuk mengalahkan keahlian mereka, dan menghindari mereka dari kesombongan sengaja Allah menurunkan mukjizat-Nya berupa Al-Qur’an sebagai standar bahasa. Adapun maksud kemukjizatan Al-Qur’an bukan berarti melemahkan manusia, akan tetapi untuk menjelaskan kepada manusia akan kebenaran kitab Al-Qur’an dan Rasul yang membawanya adalah Rasul yang benar.
Salah satu petikan keagungan Al-Qur’an dapat dilihat dalam firman-Nya yang artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain."[10]
F. Bentuk-bentuk sastra pada masa permulaan Islam
Seperti yang telah pemakalah jelaskan diatas, bahwa prosa pada masa permulaan islam ini mengalami perkembanagn yang pesat, sehingga menggeser posisi puisi. Adapun bentuk-bentuk prosa adalah sebagai berikut :
1. Khutbah (pidato)
Pada periode ini kedudukan syair mulai tergantikan oleh khutbah dikarenakan beberapa hal, antara lain :
· Semangat untuk menyebarkan cahaya islam dengan dakwah dan jihad.
· Pengaruh Al-Qur’an dan Hadits terhadap kefasihan sastra arab.
· Berkembangnya diskusi antar masyarakat dalam berbagai pembahasan baik sosial-politik pendidikan dan sebagainya.
· Penjelasan kebijakan politik dan hukum para khalifah.
Contoh Khutbah Pada periode ini:
Khutbah
Abu Bakar Ash-Siddiq Ketika Diangkat Sebagai Khalifah :
Sesaat setelah Meninggalnya Rasulullah SAW, kaum muslimin memilih Abu Bakar RA.
sebagai pemimpin mereka karena berbagai keutamaan yang ada padanya, ia adalah
lelaki pertama yang beriman kepada Rasulullah, teman beliau didalam gua tsaur
dan teman setia beliau ketika berhijrah ke Mekkah, Rasulullah juga pernah
memerintahkannya untuk menjadi imam menggantikan beliau ketika beliau sakit.
Ketika diangkat sebagai Khalifah beliau berkhutbah kepada sekalian kaum muslimin dengan terlebih dahulu memuji Allah dan berkata :
يا أيها الناس، إني قد وليت عليكم ولست بخيركم، فإن رأيتمني على حق
فأعينوني ,وإن رأيتموني على باطل فسددوني , أطيعوني ما أطعت الله فيكم , فإذا
عصيته فلا طاعة لي عليكم , ألا إن أقواكم عندي الضعيف , حتى آخذ الحق له , و
أضعفكم عندي القوي حت آخذ الحق منه.
أقول قولي هذا، و أستغفر الله لي ولكم
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku sekarang telah memimpin kalian, namun aku bukanlah yang terbaik diantara kalian, jika kalian melihatku berjalan diatas kebenaran maka bantulah aku, sedangkan jika kalian melihatku diatas kebatilan maka luruskanlah langkahku, taatilah aku selama aku mentaati Allah, dan apabila aku melakukan sebuah kemaksiatan maka kalian tidak boleh taat terhadapku akan hal itu, ketahuilah, Bahwasanya orang yang paling kuat diantara kalian dimataku adalah orang yang lemah hingga ia memperoleh haknya, sebaliknya orang yang terlemah dimataku adalah orang yang kalian anggap paling kuat hingga ia mengembalikan hak-hak orang lain. Demikianlah apa yang aku sampaikan kepada kalian seraya memohon ampun atas diriku dan kalian semua kepada Allah SWT.
2. Kitabah atau Surat
Pada periode ini Kegiatan surat menyurat mulai berkembang dalam rangka dakwah islamiyah, pengaturan hukum dan kebijakan politik pemerintahan islam serta penulisan piagam perdamaian antar negri.
Contoh Surat Rasulullah kepada Khalid bin Walid :
Semenjak Allah memerintahkan Beliau untuk berdakwah kejalan Allah, Beliau begitu bersungguh-sungguh dalam upaya menyebarkan cahaya Islam dan mengajak manusia kembali kepada tauhid.Beliau tak pernah lelah dalam mendakwahi manusia kejalan Allah dengan penuh kebijaksanaan, nasihat yang baik dan akhlak yang terpuji.
Diantara kabilah Arab yang didakwahi oleh Beliau adalah kabilah Bani Al-Harits bin Ka’b, Beliau pun mengutus Khalid bin Walid untuk mengajak mereka kepada Islam. Sampai akhirnya Khalid bin Walid mengirimkan surat kepada Rasulullah bahwa kabilah tersebut menerima dakwah Islam. Rasulullah membalas surat tersebut memerintahkan Khalid bin Walid untuk kembali bersama utusan dari mereka untuk pembelajaran tentang keislaman Dalam suratnya Beliau berkata :
بـسم الله الرحمن
الرحيم : من محمد النبي رسول الله إلى خالد بن الوليد , سلام عليك , فإ ني أحمد
إليك الله الذي لا إله إلا هو.
أما بعد : فإن كتابك جاءني مع رسو لك تخبر أن بني الحارث بن كعب قد أسلموا قبل
أن تقاتلهم , وأجابوا إلى ما
دعوتهم إليه من الإسلام , وشهدوا أن لا إله إلا الله , وأن محمدا عبدالله ورسوله ,
فبشرهم وأنذرهم , وأقبل واليقبل معك وفدهم ،
والسلام عليكم ورحمةالله وبركاته
“Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad sang Nabi utusan Allah, semoga keselamatan selalu bersamamu, Aku panjatkan puji kepada Allah untukmu. Amma ba’du : Telah sampai kepadaku surat yang engkau kirimkan bersama utusanmu, menjelaskan bahwa kabilah Bani Al-Harits bin Ka’b telah masuk islam dengan damai tanpai terjadi pertempuran, mereka telah mengikuti apa-apa yang engkau dakwahkan dari Agama ini, mereka bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, maka berilah kabar gembira atas keislaman mereka dan berilah mereka peringatan, dan kembalilah engkau wahai Khalid bersama utusan dari kabilah tersebut. Semoga keselamatan, rahmat serta barakah senantiasa Allah limpahkan kepadamu.
G. Tokoh-tokoh sastra pada masa permulaan Islam
1. Hassan bin Tsabit
Hasan Bin Tsabit adalah seorang sahabat Rasulullah saw. Dalam sejarah, Hasan Bin Tsabit tidak terlibat di medan perang, tapi beliau berjihad dengan lisan atau tulisan. Nabi saw ridha kepadanya dan malaikat Jibril pun mendukungnya. Syair syair Hasan Bin Tsabit membangkitkan semangat juang para mujahid.
Rasulullah menempatkan beliau sesuai dengan kapasitas dan potensinya. Syair- syair yang ditulisnya itu termasuk bagian dari jihad yang dilakukan olehnya, yang bias dikatakan sebagai sarana jihad. Rasulullah mengangkat Hasan Bin Tsabit secara resmi sebagai penyair Islam.
Rasulullah saw seringkali memuji karya-karya Hassan bin Tsabit. Karena dengan syairnya, Hassan membela Rasulullah saw dan menangkis hinaan dan celaan orang-orang Quraisy. Ketika orang orang Quraisy melantunkan syair yang bernada penghinaan terhadap Rasulullah maka Hasan Bin Tsabit tampil membuat syair balasan. Bagi orang-orang Quraisy sendiri syair Hassan ibarat tombak yang merobek jantung,membuka tabir aib dan cacat mereka sehingga mereka pun terdiam membisu tidak mampu mebuat syair tandingannya.
Hassan bin Tsabit al-Anshari merupakan seorang sahabat yang berumur panjang, setengah umurnya dia habiskan pada masa jahiliyah dan setengah lagi dia jalani bersama Islam. Hassan adalah salah seorang penyair Arab papan atas pada masanya, setelah dia masuk Islam dia menggunakan syairnya untuk kepentingan Islam dan membela Rasulullah saw dari celaan musuh-musuh beliau, sampai-sampai beliau bersabda, “Balaslah hinaan mereka, ya Allah dukunglah dia dengan Ruhul Qudus.” Hassan wafat tahun 54 H. Berikut ini dalah puisi Hasan Ibn Tsabit setelah masuk Islam adalah sebagia berikut:
إن الذوائب من فهر وإخوتهم قد بينوا سننا للناس تتبع
يرض يها كل من كانت سريرته تقوى الإ له و بالأمر الذى شرعوا
قوم إذا حاربوا ضروا عدوهم أو حاولو النفع فى أشيا عهم نفعوا
Sesungguhnya penghulu itu hanya dari suku fihr dengan saudara-saudaranya.Yang telah menerengkan kepada manusia suatu agama agar untuk diikutinya.Yaitu disenangi oleh setiap orang yang hatinya bertakwa kepada Tuhan dan mengikuti syariatnya. Kaum itu jika berperang akan membinasakan musuh-musuh atau berusaha memanfaatkan keikut sertaannya tanpa dijelaskan.
2. Ka’ab Ibnu Malik Al-Anshari
Nama lengkapnya adalah Amru Ibnu At-Taqin Ibnu Ka’ab Ibnu Suwad Ibn Ghanam Ibnu Ka’ab Ibnu Salamah Al-Anshari. Dia dijuluki Abu Abdullah, Abu Abdur Rahman, Abu Muhammad Dan Abu Basyir.
Contoh puisinya yang bercerita tentang suasana perang,
Ini puisi Ka’ab ketika ia menyaksikan kejadian di Bi’ru Ma’unah :
تركتم جاركم لبني سالم # مخافة حربهوا عجزا وهونا
فلو حبلا تناول من عقيل # لمد بحبلها حبلا متينا
أو القرطاء ما إن أسلموا # وقدما ما وفوا إذ لا تفون
“Karena meninggalkan tetanggamu bani salim, karena yakut akan perang yang melemahkan dan menghinakan.Walau tali melilit para pemimpin untuk mengulurkan tangan yang kuat.Atau qirtha’ bila tidak masuk islam dan mengajukan suatu kelengkapan apabila tidak datang”.
3. Abdullah bin Rawalah
Nama lengkapnya adalah Abdullah ibn Rawalah Ibnu Tsa’labah Ibnu Amrul Qais Al-Qibqsi Al-Akbar Ibnu Malik Al-Aghra Ibnu Tsa’labah Ibnu Ka’ab Ibnu Khazraj Ibnu Al-Harits Ibnu Khazraj Al-Anshari Al-Khazraji.
لا كني اسال الرحمن مغفرة # وضربة ذات فزع تقذف الزبدا
بحربة تنفذ الأحشاء والكبدا # أو طعنة بيدي حران مجهزة
يا أرشاد الله من فاز وقد رشدا # حتى يقولوا إذا مروا على جدث
“Akan tetapi aku memohon ampunan kepada dzat yang maha pengasih, untuk melenyapkan rasa ketakutan yang berlebih bagaikan buih.Atau tikaman dengan tanganku yang ingin menembus isi perut dan hati.Hingga jika ada yang melewati makamku. Mereka akan berkata : wahai orang yang mencari petunjuk, barang siapa yang menang, maka ia benar-benar telah mendapatkan petunjuk”.
4. Al-Hutay’ah
Nama lengkapnya adalah jamal ibnu malikah, salah seorang penyair al-mukhadramin, yaitu mereka yang mengenal masa jahiliyan dan islam. Dia bertubuh pendek, sehingga dijuluki Al-Hutay’ah (seorang laki-laki yang pendek).
Berikut ini adalah puisi Al-Hutay’ah yang menggambarkan tentang zuhud di dunia dan harapan kebaikan di akhirat nanti:
ولست أرى السعادة جمع مال ولكن التقي هو السعيد
وعند الله للاتقى مزيد وتقوى الله خير الزا د ذخرا
و ما لا بد يأتي, قريب ولكن الذي يمضي بعيدا
Aku bukannya melihat kebahagiaannya dengan semua harta, akan tetapi taqwa adalah sebenar-benarnya kebahagiaaannya. Taqwa pada Allah adalah sebaik-baiknya bekal dan harta, dan di sisi Allahlah bagi orang-orang yang bertaqwa suatu tambahan.Apa yang akan terjadi berarti dekat dan apa yang telah terjadi berarti jauh.
5. Khansa
Khansa anak dari Amru bin Kharis Syarif Syarid. Dari Bani Sulaim dari Qais Ilan. Khansa adalah penyair terkenal dari arab dan syairnya kebanyakan tentang pembebasan. Dia dari Najed. Dia banyak menghabiskan sebagian umurnya pada Jahiliyah. Namun ketika mengetahui islam dia masuk islam. Dia mengunjungi rasulullah bersama kaumya Bani Sulaim. Dan Rasulullah ta’jub/kagum dengan syairnya.
Kebanyakan dari syairnya berisi tentang kematian saudara laki-lakinya yang tewas dalam pertempuran pada masa Jahiliyah. Dia mempunyai Diwan syair yang didalamnya terdapat arsip syairnya.Dia memiliki empat anak laki-laki yang telah mati syahid pada peperangan Kodisiyah.
Contoh syair untuk saudaranya Shokhra :
أَلاَ تَبْكِيَانِ لِصَخْرَ النَّدَى أَعَيَنَّيَ جُوْدَا وَلَتَجْمِدًا
أَلَا تَبْكِيَانِ الفَتَى السَيِّدَ أَلاَ تَبْكِيَانِ الجَرِيْئَ الجَمَيْلَ
سَادَ عَشيْرَتُهُ أَمْرَدَا إِذَالقَوْمُ مَدُّوا بِأَيْدِيْهَمِ
مِنَ المَجِدِ ثُمَّ مَضَى مُصْعِدًا فَنَالَ الَّذي فَوْقَ أَيْدِهِمِ
وَإِنْ كَانَ أَصْغَرَهُمْ مَوْلِدَا يُكَلِّفْهُ القَوْمَ مَا عَالُهُمْ
يَرَى أَفْضَلَ الكَسْبِ أَنْ يُحَمَدَا تَرَى المِجَدَ يَهْوَي إِلَى بَيْتِهِ
تَأَزَّرَبِالمَجِدِ ثُمَّ إِرْتَدَى وَإِنْ ذُكِرَ المِجِدُ أَلْفَيْتَهُ
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
· Sastra adalah sebuah bentuk karya seni yang terdiri dari ucapan-ucapan yang indah, penuh imaginatif/khayalan yang mampu menyentuh perasaan seseorang dan mampu memberi pengaruh pada jiwa seseorang.
· Perkembangan sastra Arab pada masa sadr Islam dimulai dari masa kenabian sampai berakhirnya khulafaurrasyidin (1-38H, 622-660M).
· Pengaruh Islam terhadap sastra Arab :
1. Penyair-Penyair Jahiliyyah Memeluk Agama Islam
2. Semakin Meluas Perbendaharaan Bahasa Arab
3. Bahasa Arab Bertambah Halus
4. Perubahan Tema-tema Karya Sastra Arab
5. Bertambah Tinggi Nilai-nilai Sastranya
· Bentuk-bentuk sastra pada masa permulaan Islam
1. Khutbah (pidato)
2. Kitabah atau Surat
· Tokoh-tokoh sastra pada masa permulaan Islam
1. Hassan bin Tsabit
2.Ka’ab Ibnu Malik Al-Anshari
3. Abdullah bin Rawalah
4. Al-Hutay’ah
5. Khansa
DAFTAR PUSTAKA
· Dha’if, Syauqi, Tarikh al-Adab al-Arabi fi Asri al-Islami,(Darul Ma’arif)
· Ali Muhinna, Abda’, Diwan Hassan Ibn Tsabit Al-Anshari,(Lebanon:Darul Kutub Al-Ilmiyyah, 1994)
· Wargadinata, Wildana dan Fitriani, Laily Sastra Arab Dan Lintas Budaya, (Malang:UIN Malang press, 2008),
· http://himasaunpad.blogspot.com/2010/07/sejarah-perkembangan-sastra-arab-masa.html
· http://www.acehforum.or.id/showthread.php?t=7794&pagenumber=
· http://www.scribd.com/doc/31552799/Pengertian-Sastra-Menurut-Para-Ahli
· Power point 5 Khabibi Muhammad Luthfi dalam mata kuliah tarikh adab
· Khairawati, dalam PDF Pengaruh Islam Terhadap Kesustraan Arab.
[1]Taarikh al-Adab al-Arabiy, hal. 8.
[2]1994, Al-Adab, Riyadh: Universitas Islam Imam Muhammad Bin Suud, hal. 18
[3]http://ichsanmufti.wordpress.com
[4]Khairawati, Pengaruh Islam Terhadap Kesusastraan Arab (Karya Ilmiah), (USU Repository), hlm. 3
[5]Yunus Ali Al Muhdar dan Bey Arifin,Sejarah Kesusastraan Arab, (Surabaya : Bina Ilmu, 1983),., hlm. 82
[6]Males Sutia Sumarga, Kesusastraan Arab : Asal Mula dan Perkembangannya, (Jakarta : Zikrul Hakim, 2000)., hlm. 49
[7]Khaawati. Lok.Cit.
[8]Yunus Ali Al Muhdar dan Bey Arifin, Op. Cit., hlm. 83.
[9]Yunus Ali Al Muhdar dan Bey Arifin, Op. Cit., hlm. 84.
[10]Q.S. Al-Isra’ ayat 88.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar